Dahulu kala Sultan Abidin dari negeri Teurumon (sekarang menjadi Aceh Selatan) sangat ter kenal. Dari perrnaisuri Karirnan Binti, sultan mempunyai dua orang putra masing-masing bernama Banta Amat dan Banta Sulotan.
Ketika kedua putra mahkota meningkat remaja, sultan kawin lagi dengan seorang gadis bernama Siti Cahya.
Pada suatu hari seekor burung kena sumpitan Banta Amat. Burung itu jatuh di halaman istana, dan diambil oleh Siti Cahya. Banta Amat dan Banta Sulotan yang tidak mengenal ibu tirinya itu merampas burung itu dari tangannya.
Sebenarnya Siti Cahya tertarik dengan ketampanan kedua anak tirinya itu. Kesal rindunya tidak dibalas ia menuduh mereka hendak memperko sanya.
Sultan Amat marah mendengar pengaduan isterinya. Untuk menghindari hal-hal yang tidak diingini, Kariman Binti menyuruh kedua anaknya pergi dari istana.
Di sebuah hutan Banta Amat dan Banta Sulotan bertemu dengan Datuk Malik, seorang tua yang sudah lama ingin menang kap seekor burung bayan. Menurut Wasiat Nabi Sulaiman ba rangsiapa yang berhasil memakan kepala burung itu ia akan men jadi raja dan yang memakan hatinya akan menderita sebelum men jadi raja.
Ketika Datuk Malik keluar rumah hendak mandi, burung bayan itu dapat disumpit oleh Banta Sulotan.
Meskipun Datuk Malik memintanya, namun mereka terus memanggang burung itu lalu kepalanya dimakan oleh Banta Sulotan dan hatinya oleh Banta Amat.
Dengan tidak diketahui oJeh Banta Amat, seekor gajah datang dan menculik Banta Sulotan lalu membawanya ke negeri Anta Kisah.
Di sana ia diangkat rnenjadi raja dan menikah dengan Putri Keumala Donya.
Sesudah agak lama mencari saudaranya, Banta Amat sampai di Anta Kisah. Di sana ia berkenalan dengan seorang nak.hoda ka pal bernama Nahuda Seukeuem.
Suatu ketika Banta Amat dituduh mencuri oleh Nahuda Seukeuem sehlngga ia harus meringkuk beberapa Ian.a dalam penjara, padahal Nahuda Seukeuem sendiri yang sudah mengambil sejumlah harta Banta Amat.
Dalam pelayaran ke negeri Keling, Banta Amat dilempar ke laut oleh Nahuda Seukeuem. Tetapi dengan tiba-tiba kapal berhenti.
Tahulah anak buah kapal bahwa hal itu disebabkan perbuatan jahat Nahuda Seukeuem. Banta Amat dinaikkan kembali ke kapal.
Barulah mereka dapat meneruskan pelayaran. Tersebutlah seorang raja di negeri Tinggi bemama lbnu Hasan.
Baginda terpaksa berjanji harus menyerahkan ketujuh orang pu trinya kepada sekawan naga. Sekembali dari negeri Keling, Nahuda Seukeuem singgah dinegeri Tinggi.
Banta Amat dijualnya sebagai budak kepada Raja Ibnu Hasan, dan karena tidak dapat berlayar tanpa Banta Amat, Nahuda Seukeuem juga terpaksa tinggal di negeri tersebut.
Banta Amat yang mendapat tugas menggembala kambing is tana, pada suatu hari tersesat dalam rimba.
Ia bertemu dengan se pasang raksasa tua. Kedua raksasa itu berjanji akan membantu Banta Amat setiap waktu.
Saatnya tiba Raja lbnu Hasan akan menyerahkan ketujuh orang putrinya kepada kawanan naga.
Dalam pada itu baginda me ngumumkan kepada seluruh rakyat bahwa barangsiapa dapat mengalahkan kawanan naga akan diberi hadiah berupa sebagian negeri berikut ketujuh orang putrinya.
Tidak ada orang yang berani menyambut pengumuman raja itu kecuali Nahuda Seuke uem. la menyatakan sanggup membunuh semua naga jahat itu.
Dengan bantuan raksasa Banta Amat berhasil membunuh se mua naga yang hendak mengambil putri raja.
Tetapi dengan bukti yang dibuat-buat Nahuda Seukeuem dapat meyakinkan raja bah wa dialah yang telah membunuh ketujuh ekor naga sambil mem perlihatkan badannya yang berlumuran darah.
Raja tidak dapat menolak keterangan Nahuda Seukeuem dan dengan demikian harus menepati janjinya menikahkan pembunuh naga dengan pu trinya.
Ketujuh orang putri, terutama Putri Bungsu menentang keterangan Nahuda Seukeuem karena rnereka telah menyaksikan sendiri siapa sebenarnya yang membunuh naga.
Ketika upacara perkawinan Nahuda Seukeuem dengan putri Bungsu sedang berlangsung, Banta Amat datang dengan menunjuk kan bukti yang sebenarnya sebagai pembunuh naga.
Saat itu juga Nahuda Seukeuem dikeroyok orang banyak karena ternyata ia telah berdusta.
Putri Bungsu dinikahkan dengan Banta Amat. Demikian pula keenam saudara putri. Mereka dinikahkan dengan anak-anak menteri.
Pada suatu hari permaisuri raja hendak mengetahui siapa di antara ketujuh orang menantunya yang pantas menggantikan Ibnu Hasan sebagai raja.
Kepada ketujuh orang putrinya permai suri meminta supaya mencari ikan secukupnya untuk keperluan pesta. Ternyata Banta Amat yang dapat melakukannya.
Demikian pula ketika raja memberitahukan bahwa baginda ingin rnakan daging rusa. Hanya Banta Amat yang dapat membawa rusa hidup hidup kepada Baginda. Semuanya dapat dilakukan berkat cincin saktinya.
0 Comments